Minggu, 09 November 2008

Hidup ini ironis

hidup ini penuh dengan ironi
seperti siang yang terang dengan malam yang gelap
seperti kutub yang dingin dengan katulistiwa yang panas


Ada yang mengerang kelaparan,
disaat yang sama ada yang perutnya buncit karena kekenyangan
Ada yang tidur beralaskan rumput berselimut awan,
disaat yang sama ada yg bangun kesiangan dibalik empuknya kasur dan tebalnya
selimut beludru
Ada yang tercekat kerongkongan saat timah panas menembus jantungnya,
sementara disaat yang sama ada yg menghamburkan milyaran rupiah demi sebuah wah

hidup ini penuh dengan ironi
meski berpijak pada tanah yang sama
meski menghirup udara yang sama
meski mempunyai tuhan yang sama

hidup ini penuh dengan ironi
meski demikian,
hidup adalah bukan masalah apa yang kita makan
hidup adalah bukan masalah apa yang kita kenakan
hidup adalah bukan masalah apa yang kita punya
hidup adalah bukan masalah berapa rupiah di deposito kita
hidup adalah bukan masalah berapa kali kita mondar mandir belanja
hidup adalah bukan masalah berapa mobil digarasi rumah kita
tetapi,
hidup adalah bagaimana kita menjalaninya
hidup adalah bagaimana kita mengartikannya

sesungguhnya,
apa yg kita makan akan keluar menjadi sampah
apa yg kita kenakan akan rusak dimakan waktu
apa yang kita punya akan memenjarakan kita dgn kekhawatiran

hidup ini penuh dengan ironi
tetapi,
kelak tuhan tidak akan bertanya kepada kita apapun juga
karena, apa yg kita punya itulah yang akan bersaksi tentang kita
dan, semakin banyak yang kita punya, maka akan semakin banyak pula
persaksian yang harus kita pertanggung jawabkan

jika demikian,
masihkah kita akan terus berbangga untuk menumpuk kekayaan ?
( sementara tetangga kita ada yg kelaparan dan kekurangan..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar